PENDAHULUAN
Karbohidrat adalah salah satu jenis
utama dari nutrisi. Karbohidrat merupakan sumber energi terpenting bagi tubuh.
Sistem pencernaan pada makhluk hidup mengubah karbohidrat menjadi glukosa(gula
darah). Didalam tubuh gula digunakan untuk energi sel, jaringan dan organ. Gula
berlebih akan disimpan di dalam hati dan otot untuk digunakan saat diperlukan.
Karbohidrat bisa disebut sederhana atau kompleks, tergantung pada struktur
kimianya. Karbohidrat sederhana termasuk gula yang ditemukan secara alami dalam
makanaan seperti buah-buahan, sayuran, susu, dan produk susu. Karbohidrat
sederhana termasuk gula yang ditambahkan selama pengolahan makanan dan
pemurnian. Karbohidrat kompleks meliputi roti gandum dan sereal, tepung,
sayuran, dan kacang-kacangan. Banyak dari karbohidrat kompleks adalah sumber
serat yang baik.
Karbohidrat
adalah sekelompok senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O. Senyawa-senyawa
karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil dalam bentuk
aldehid atau keton Senyawa ini juga memiliki banyak gugus hidroksil. Oleh
karena itu, karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton, atau turunan senyawa-senyawa tersebut.
Senyawa
karbohidrat yang memiliki tiga sampai Sembilan atom karbon disebut
monosakarida. Gabungan senyawa-senyawa monosakarida akan membentuk senyawa
karbohidrat yang lebih besar. Ikatan penghubung Antara dua buah monosakarida
disebut ikatan glikosida. (Yohanis Ngili 2013). Pada praktikum kali ini dapat
dilakukan pengujian sifat dan struktur karbohidrat melalui uji-uji kualitatif
serta mengamati struktur beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan
beberapa reagen uji.
METODE
PRAKTIKUM
Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum ini
dilakukan di ruang GG KIM 5
Waktu praktikum yaitu hari Jumat,
tanggal 21 2014 pukul
13.00 – 17.00
WIB.
Alat
dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur,
rak tabung reaksi, sudit, penjepit tabung reaksi, bulk
karet, waterbath, dan ruang asam. Bahan-bahan
yang digunakan pada praktikum ini antara lain tepung Pati, tepung Glikogen,
tepung Gum arab, tepung Agar-Agar, larutan pereaksi Benedict, larutan Asam
Sulfat, larutan pereaksi Barfoed, larutan pereaksi Selliwanoff, larutan Iod,
larutan pereaksi Molisch, larutan Glukosa 1%, larutan Maltosa 1%, larutan
Fruktosa 1%, larutan Sukrosa 1%, larutan Pati 1%, larutan Laktosa 1%, larutan
NaOH 10%, larutan Fosfomolibdat.
Prosedur
Percobaan
Uji Molisch. 5ml larutan percobaan dan 2 tetes pereaksi Molisch di masukkan dalam tabung
reaksi, campur hingga
merata, kemudian 3ml Asam Sulfat pekat ditambahkan melalui dinding tabung.
Reaksi positif ditunjukan dengan warna violet (ungu) kemerahan pada batas kedua
cairan, jika reaksi negative ditunjukan dengan warna hijau. Uji ini dilakukan
dengan larutan Maltosa 1% dan Pati 1%.
Uji Benedict.
5ml pereaksi Benedict dan 8
tetes larutan percobaan dimasukkan dalam
tabung reaksi, lalu tabung reaksi dipanaskan selama 5 menit. Tabung reaksi
ditunggu hingga dingin. Perhatikan warna dan endapan dalam tabung reaksi. Jika
tidak didapatkan gula pereduksi ditunjukkan dengan timbulnya warna biru, hijau
kebiruan hijau, dan kuning diindikasikan gula sekitar 250, 500, 1000 mg/dl.
Konsentrasi 2000mg/dl ditunjukkan dengan warna merah bata. Uji ini dilakukan
dengan larutan maltosa 1%
Uji Barfoed. 1ml larutan dengan 1ml pereaksi barfoed dimasukkan
dalam tabung reaksi. Dipanaskan tabung reaksi dalam penangas air selama 3
menit. Tabung reaksi di diamkan sampai dingin. Di campurkan 1 ml fosfomolibdat
dalam tabung reaksi, dikocok dan diamati warna dari tabung reaksi. Uji ini
dilakukan dengan larutan maltosa 1%.
Uji Selliwanoff. 5ml pereaksi selliwanoff dan beberapa tetes larutan
percobaan dimasukkan dalam tabung reaksi. Dipanaskan tabung reaksi dalam
waterbath selama 60 detik. Warna dari tabung reaksi di amati Uji ini dilakukan
dengan larutan maltosa 1%
Uji Iod. Tepung percobaan dimasukkan sedikit dalam papan uji.
Satu tetes larutan iod encer ditambahkan
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Karbohidrat
berperan sangat penting bagi kehidupan manusia
terutama sebagai sumber energi tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Di dalam ilmu biokimia
terdapat beberapa beberapa jenis karbohidrat yang memiliki peranan penting,
antara lain monosakarida(glukosa, fruktosa,galaktosa,ribosa), disakarida,
(laktosa, sukrosa, maltosa)dan polisakarida(glikogen pada hewan dan selulosa
pada tanaman). Untuk mengidentifikasi jenis karbohidrat yang terkandung, dapat
dilakukan melalui percobaan kualitatif seperti uji molisch, uji benedict, uji
barfoed, uji selliwanof dan uji iod.
Tabel 1 Uji
Molisch
Larutan Uji
|
Hasil
|
Glukosa 1%
|
+ (Ungu)
|
Fruktosa 1%
|
+ (Ungu)
|
Sukrosa 1%
|
+ (Ungu)
|
Laktosa 1%
|
+ (Ungu)
|
Maltosa 1%
|
+ (Ungu)
|
Pati 1%
|
+ (Ungu)
|
Keterangan :
+ mengandung
karbohidrat
-
tidak mengandung
karbohidrat
Pereaksi uji
Molisch berdasarkan pembentukan furfural atau turunan turunan dari karbohidrat
yang didehidratasi oleh asam pekat. Reaksi yang terjadi
Dengan a-naftol
akan membentuk persenyawaan berwarna. Semua larutan uji yang di uji menunjukkan
hasil positif hal tersebut dibuktikan dengan warna hasil uji violet (ungu).
Senyawa tersebut dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural atau
senyawa furfural yang tersubtitusi seperti hidroksimetil furfural.
Dalam
larutan asam encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Namun,
pada asam kuat yang pekat, monosakarida menghasilkan furfural atau derivatnya.
Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul
air oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa
hidroksimetil furfural, sedangkan dehidrasi pentose menghasilkan senyawa
furfural. Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan a-naftol dan membentuk
cincin berwarna ungu yang merupakan kondensasi Antara furfural atau hidroksi
metil furfural dengan a-naftol. Karena furfural dan derivatnya ini membentuk
senyawa berwarna, maka reaksi ini dapat digunakan untuk uji karbohidrat.
Tabel 2 Uji Benedict
Larutan Uji
|
Hasil
|
Glukosa 1%
|
+ (Hijau kebiruan)
|
Fruktosa 1%
|
+ (Merah bata)
|
Sukrosa 1%
|
- (Biru)
|
Laktosa 1%
|
+ (Merah bata)
|
Maltosa 1%
|
+ (Merah bata)
|
Pati
|
- (Biru)
|
- non produksi
Larutan
tembaga yang basa bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid
atau keton bebas akan membentuk kupro oksida berwarna. Pada uji Benedict
diperoleh Glukosa 1%, Fruktosa 1%, Laktosa 1%, dan Maltosa 1% dengan hasil positif yaitu memiliki gugus
aldehid atau keton bebas. Hasil negative yaitu non gugus aldehid atau keton
bebas diperoleh dari pengujian sukrosa dan pati . Hal tersebut dapat terjadi
karena uji Benedict dilakukan pada suasana basa yang menyebabkan transformasi isometrik.
Pada suasana basa, reduksi ion Cu2+ dari CuSO4 oleh gula
pereduksi akan berlangsung dengan cepat dan membentuk Cu2O yang
merupakan endapan merah bata. Pereaksi Benedict terdiri dari logam Ca dan
larutan basa kuat.
Tabel 3 Uji Barfoed
Larutan Uji
|
Hasil
|
Glukosa 1%
|
+ (Biru)
|
Fruktosa 1%
|
+ (Biru)
|
Sukrosa 1%
|
+ (Biru)
|
Laktosa 1%
|
+ (Biru)
|
Maltosa 1%
|
+ (Biru)
|
Pati
|
- (Biru)
|
Keterangan : + gula
pereduksi
-
non pereduksi
Karbohidrat dalam larutan
asam lemah akan mengalami perubahan reaktifitas. Karbohidrat dengan reaktifitas
rendah akan hilang daya reduksinya sedangkan karbohidrat dengan reaktifitas tinggi
akan tetap dipertahankan.
Karbohidrat seperti monosakarida,
disakarida dan polisakarida apabila direaksikan dengan asam akan terjadi
hidrolisis parsial. Hal ini dapat
membentuk monomer yang akan membedakan jenis gula tersebut. Polisakarida akan
direaksikan dengan fosfomolibdat yang menyebabkan warna biru muda karena hanya
mengandung sedikit monosakarida. Monosakarida dan disakarida akan menimbulkan
warna biru yang lebih tua saat bereaksi dengan larutan fosfomolibdat. Hal ini
dibuktikan sesuai
dengan apa yang diuji.
Tabel 4 Uji Selliwanoff
Larutan Uji
|
Hasil
|
Glukosa 1%
|
- (Bening)
|
Fruktosa 1%
|
+ (Merah bata)
|
Sukrosa 1%
|
+ (Merah bata)
|
Laktosa 1%
|
- (Bening)
|
Maltosa 1%
|
- (Bening)
|
Pati
|
- (Bening)
|
Keterangan : + gula ketosa
-
bukan gula ketosa
Uji selliwanoff
digunakan untuk mengetahui adanya gugus ketosa dalam suatu bahan uji dengan
prinsip apabila karbohidrat atau turunannya (4-hidroksi metal furfural)
ditambahkan dengan resorsinol akan menghasilkan senyawa yang berwarna merah.
Ada dua tahap reaksi dalam pendidihan fruktosa dan pereaksi seliwanoff, yaitu
dehidrasi fruktosa oleh HCl membentuk hidroksimetilfurfural dan kondensasi
hidroksimetilfurfural dengan resorsinol membentuk senyawa
merah
ceri (Sumardjo 2008).
Tabel 5 Uji Iod
Larutan Uji
|
Hasil
|
Pati
|
+ (Biru tua)
|
Gum arab
|
-
(Kekuningan)
|
Agar-agar
|
+ (Ungu)
|
Keterangan : + mengandung
amilosa
- non amilosa
Iod dengan pati dapat membentuk suatu ikatan kompleks
yang berwarna biru. Komponen pati yang berperan yaitu amilosa. Pati merupakan
polisakarida yang terdapat dalam biji maupun umbi seperti pada jagung (Zea mays) dan ubi kayu (Manihot esculenta). Granula pati terdiri
dari 77% pati, 1% zat-zat seperti lipid, protein, mineral dan selebihnya adalah
air (Wicaksono, 2005). Pada uji iod yang dilakukan pada pati didapatkan hasil positif
hal ini karena saat perubahan terjadi dalam beberapa reaksi reduksi oksidasi
anorganik, yodium dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui perubahan
unsur ion yodium. Saat pati ditambahkan hanya unsur ion yodium yang muncul
yaitu berwarna biru atau biru tua.
Pada uji iod
yang dilakukan pada gum arab didapatkan hasil negatif. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa gum arab tidak mengandung amilosa namun gum arab mengandung
amilopektin. Gum arab memiliki komposisi penyusun yaitu: galaktosa 36,2 ± 2,3,
arabinosa 30,5 ± 3,5, rhamnosa 13,0 ± 1,1 asam glukoronik 19,5 ± 0,2 protein
2,24 ± 0,15
Uji iod yang
dilakukan pada tepung agar-agar diperoleh hasil positif hal ini berarti tepung
agar-agar mengandung amilosa. Komposisi tepung agar-agar terdiri dari campuran
agarose dan agaropectin. Agarose, komponen yang dominan dari agar-agar
merupakan polimer linear yang terdiri dari unit monomerik agarobiose yang
berulang. Agarobiose merupakan disakarida yang terdiri dari D-galaktosa dan
3,6-anhydro-L-galactopyranose. Agaropectin adalah campuran heterogen molekul
yang lebih kecil terjadi dalam jumlah yang lebih rendah dan terdiri dari unit
D-galaktosa dan L-galaktosa banyak dimodifikasi dengan sisi kelompok asam
seperti sulfat dan piruvat bolak-balik.
SIMPULAN
Uji
kualitatif karbohidrat yang telah dilakukan membuktikan bahwa kabohidrat memiliki
sifat yang berbeda berdasarkan sifatnya menurut pembagian jenisnya yaitu
monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Glukosa
merupakan monosakarida dengan gugus aldose, fruktosa merupakan monosakarida
dengan gugus ketosa, sukrosa merupakan disakarida dengan gugus ketosa, laktosa
merupakan disakarida dengan gugus aldosa, maltosa merupakan disakarida dengan
gugus aldosa, dan pati merupakan polisakarida.
DAFTAR
PUSTAKA
Bintang M. 2010. Biokimia
Teknik Penelitian. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Hawab H.M. 2007. Dasar-dasar
Biokima. Jakarta. Penerbit Diadit Media Jakarta.
Ngili Y. 2013. Biokimia Dasar
Edisi Revisi. Bandung. Penerbit Rekayasa Sains.
Colombani P.C. et al. 2013. Carbohydrates and exercise
performance in non-fasted athletes. A systematic review of
studies mimicking real-life. Vol 1-17
Mamus R.T. et al. 2006.
Biochemical Effects of Carbohydrate Supplementation in a Simulated Competition
of Short Terrestrial Duathlon. Vol 7-11
Veerachari U. et al. 2011.
Premilinary phyto-chemical evaluation of the leaf extract of five Cassia
Species. Vol 574-583
Rahmatan H et al. 2013. Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Pada Topik
Katabolisme Karbohidrat Untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep
Mahasiswa Calon Guru Biologi. Vol 2.No 1.
Ophardt C. 2003. “Starch – Iodine”. [ONLINE], http://www.elmhurst.edu/~chm/vchembook/548starchiodine.html:
nn. 2009. “Pati”. [ONLINE], http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_viewer&id=chapter_ii/07630010.pdf
No comments:
Post a Comment