Friday, 16 May 2014

mineral:kalsium darah

PENDAHULUAN
Darah adalah cairan komplek yang mengandung total volume sekitar 8% dari berat total tubuh  manusia. Dalam  tubuh seorang pria dewasa umumnya terdapat sekitar 5 sampai 6 liter darah  dan wanita dewasa sekitar 4 sampai 5 liter darah. Kekentalan darah biasanya sekitar 4.4  sampai 4.7 relatif terhadap viskositas air, hal ini yang mengakibatkan darah lebih sulit mengalir dibanding air. Kalsium pada darah berperan dalam menurunkan tekanan darah, dan dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler pada wanita. Mempertahankan kadar kalsium darah sangat penting agar jantung, pembuluh darah, persarafan, dan otot dapat berfungsi dengan normal (Arifin 2011).
Kalsium merupakan elemen mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, terdapat kurang lebih 1.200 gram kalium. Kalsium dibutuhkan disemua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada pada tulang dan gigi,  sisanya 1% tersebar di jaringan lain dan cairan tubuh yang secara luas didistribusikan ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, diperlukan asupan kalsium yang cukup setiap hari untuk mengembalikan kalsium yang hilang .Jika kekurangan kalsium tubuh akan mengambil cadangan dalam tulang. Semakin lama semakin banyak kalsium yang diambil, maka tulang semakin tipis kemudian keropos, pertumbuhan tulang terganggu dan mengalami osteoporosis (Nadesul 2006).
Sumber - sumber kalsium itu sendiri banyak banyak terdapat pada buah - buahan dan sayuran. Beberapa jenis sayuran hijau mempunyai tingkat kalsium yang begitu tinggi dan amat layak dinobatkan sebagai sumber kalsium, seperti kalsium yang begitu tinggi pada bayam dengan 56 mg untuk setiap cangkir. Untuk 100 gram sawi, maka akan mendapatkan 145mg kalsium. Juga, untuk satu porsi kale, akan ada 139 mg kalsium. Begitu juga dengan buah seperti jeruk organik yang mampu menyediakan 72 mg kalsium. Karena, selain vitamin C, maka akan mendapatkan jumlah kalsium yang begitu tinggi, kalium, vitamin A, serta beta karoten Dan masih banyak lagi yang sumber sumber untuk kalsium.
            Penyerapan kalsium dalam tubuh dipengaruhi banyak faktor, terdiri dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor - faktor pendukung penyerapan kalsium antara lain: Kondisi keasaman permukaan, aktivitas dan motilitas saluran pencernaan normal, asupan kalsium dan fosfor seimbang, Cukup vitamin D, tubuh memerlukan kalsium dalam jumlah lebih tinggi, asupan kalsium rendah, adanya hormon paratiroid (meningkatkan aktivitas sintesis vitamin D), dan adanya laktosa. Sedangkan faktor penghambat penyerapan kalsium anta ra lain: terdapatnya kondisi basa pada saluran pencernaan bagian bawah, Serat makanan dalam jumlah besar, Penggunaan pencahar, Proporsi fosfor lebih besar daripada kalsium, adanya asam fitat, oksalat dan asam lemak yang tidak dapat diserap (mengikat kalsium dalam usus), Defisiensi vitamin D, dan Menopause.
 Tujuan dari praktikum agar mahasiswa dapat mengerti prinsip biokimia yang digunakan pada analisis kalsium darah, dapat melakukan analisis kalsium darah, dan mengetahui manfaat analisis kalsium darah untuk mengetahui fungsi tubuh.

METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium GG KIM 4 Diploma Institut Pertanian Bogor. Waktu praktikum yaitu hari Jumat, tanggal 09 Mei 2014 pukul 07.00 – 11.00 WIB.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain: sentrifuse, tabung sentrifuse, kertas saring, tissue, tabung reaksi, pengaduk gelas, gelas kimia, buret, pipet volumetrik, bulk karet, penangas air, dan enlemeyer. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain: serum darah sapi, akuades, amonium oksalat, ammonia 2%,  H2SO4 1 N, dan KMnO4 0.01 N.
Prosedur Praktikum
Penentuan Kalsium Darah. Tabung sentrifus disiapkan sebanyak dua buah. Tabung pertama diisi dengan 2 mL serum darah sapi, 2 mL akuades, dan 1 mL amonium oksalat. Tabung kedua diisi dengan 4 mL akuades dan 1 mL amonium oksalat. Tabung kedua digunakan sebagai blanko. Kedua tabung dikocok dan didiamkan selama 30 menit. Kedua tabung disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Cairan yang diperoleh dibuang. Tabung sentrifuse diletakkan terbalik di atas kertas saring selama 10 menit. Amomonia 2% ditambahkan sebanyak 3 mL. Kedua tabung dikocok kembali. Tabung disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Cairan dibuang dan tabung sentrifuse diletakkan terbalik di atas kertas saring selama 10 menit. Kemudian masing-masing tabung ditambahkan 2 mL asam sulfat dan diaduk sampai endapan larut . Kedua tabung dipanaskan dengan penangas air selama 10 menit pada suhu 70ÂșC. Buret diisi dengan KMnO4. Kedua tabung dititrasi menggunakan KMnO4 hingga berubah warna menjadi merah jambu. Kemudian kalsium darah dihitung.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Serum adalah bagian dari plasma yang di dalamnya terlarut berbagai macam protein, diantaranya gamaglobulin yang berupa zat anti bodi dan berfungsi untuk mengebalkan seseorang dari gangguan penyakit.
Tabel 1. Konsentrasi kalsium serum pada darah sapi
Bahan
Volume KMnO4 (mL)
Kadar vitamin (%)
Volume awal
Volume akhir
Volume terpakai
Blanko
0.5
1.6
1.1
-
Sampel A
20.6
20.8
0.2
-9.5
Sampel B
20.8
20.9
0.1

Sampel:
·         Volume terpakai          = volume akhir sampel  – volume awal sampel
= 20.85 mL – 20.7 mL
= 0.15  mL
·         Volume terpakai blanko = volume akhir blanko – volume awal blanko
                                                = 1.6 mL  - 0.5 mL
                                                = 0.2 mL
·         Kadar Ca                     = [volume sampel terpakai – volume blanko]x 10 mg%
= [0.15 – 1.1] x 10 mg%
= -0.95x 10 mg%
                                                = -9.5mg%

 Prinsip metode tersebut adalah kalsium diendapkan sebagai kalium oksalat, penambahan asam sulfat berfungsi untuk menghasilkan ion oksalat. Ion tersebut dititrasi dengan KMnO4, titik akhir titrasi berwarna merah muda. Pengujian kadar kalsium darah menggunakan metode Clark dan Collip.
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat mengganggu pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Terjadi kehilangan kalsium dari tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah terutama setelah usia 50 tahun. Keadaan ini dikenal sebagai osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stres sehari-hari. Selain itu, kekurangan kalsium juga dapat mnyebabkan osteomalasia yang biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor. Terganggunya mineralisasi matriks tulang yang menyebabkan menurunnya kandungan kalsium dalam tulang. Rendahnya kadar kalsium dalam darah dapat menyebabkan tetani atau kejang. Kelebihan kalsium dapat menyebabkan penyakit batu ginjal atau gangguan ginjal. Selain itu dapat juga menyebabkan konstipasi. Karena itu, sebaiknya konsumsi kalsium tidak melebihi 2500 mg sehari (Almatsier 2009).
Fungsi penambahan amonium oksalat adalah menjadikan larutan yang diuji bersifat basa sehingga mudah untuk mengendap. Sama halnya dengan penambahan amonium oksalat, penambahan asam asetat juga menjadi penghambat dalam penyerapan kalsium sehingga membentuk garam yang tidak larut yang menyebabkan adanya endapan. Penambahan pereaksi amonium oksalat akan bereaksi dengan kalsium yang ada difiltrat tersebut. Endapan yang dihasilkan adalah kalsium oksalat. Reaksi yang terjadi: Ca + K4[Fe(CN)6] → Fe4[Fe2(CN)¬6]3 (Winarno 2008).
Hasil praktikum yang diperoleh kadar Ca -9.5 mg%, sedangkan pada keadaan normal kadar Ca dalam darah adalah 9 sampai 12 mg%.  Pada keadaan subklinis kadar Ca dalam darah 5 sampai 7 mg% dan pada kejadian hypocacaemia kadar ion Ca dalam darah 3 sampai 5 mg%.  Jumlah kalsium yang terdapat dalam darah dan cairan ekstra sel hanya kira-kira 8 gram, sedangkan untuk keperluan laktasi dalam satu hari dibutuhkan 3 x jumlah itu.  Jadi kekurangan kalsium jelas merupakan predisposisi kejadian hypocalcaemia.









SIMPULAN
Darah merupakan cairan komplek. banyak sumber yang dapat menghasilkan kalsium. Penyerapan kalsium dalam tubuh dipengaruhi banyak faktor, terdiri dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat mengganggu pertumbuhan. Kelebihan kalsium dapat menyebabkan penyakit batu ginjal atau gangguan ginjal. Selain itu dapat juga menyebabkan konstipasi. Hasil praktikum yang diperoleh volume yang terpakai 0.15 ml, volume terpakai blanko 0.2 ml, dan kadar Ca -9.5 mg%,  menandakan kekurangan kalsium atau hypocalcaemia.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S.2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta [ID] : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung [ID]: PT.Remaja Rosdakarya. hlm: 157; 159.
Darmono. 1994. Defisiensi mineral pada ternak ruminansia di Indonesia: natrium. Penyakit Hewan 22(40): 128−132.
Nadesul, H. 2006. Sehat Itu Murah. Jakarta [ID]: PT. Kompas Media Nusantara.
Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta[ID]: Gramedia



No comments:

Post a Comment