PENDAHULUAN
Ginjal adalah organ
tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urine, yang merupakan sisa hasil
metabolisme tubuh dalam bentuk cairan. Ginjal terletak pada dinding bagian luar
rongga perut, yang merupakan rongga terbesar dalam tubuh manusia, tepatnya
disebelah kanan dan kiri tulang belakang. Bentuk ginjal seperti biji kacang
dengan panjang 6 sampai 7,5 cm dengan ketebalan 1,5 – 2,5 cm. Ginjal berfungsi
untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam
darah, mengatur keseimbangan asam basa darah serta mengatur ekskresi bahan
buangan, dan kelebihan garam. Apabila ginjal gagal dalam menjalankan fungsinya
ini, maka akan terjadi gangguan pada keseimbangan air dan metabolisme dalam
tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan zat-zat berbahaya dalam
darah (Pearce 1995).
Sebelum menjadi urin
ada tiga tahap pembentukan urine, yaitu: filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.Filtrasi
adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat sisa metabolisme yang
dapat menjadi racun bagi tubuh.Proses filtrasi ini terjadi di glomerulus dan
kapsula Bowman yang menghasilkan filtrat gromerulus atau urin primer. Darah
masuk ke glomerulus melalui arteriol afferent dan terjadi filtrasi sehingga
menghasilkan urin primer, kemudian urin primer akan memasuki kapsula Bowman.
Proses filtrasi terjadi akibat mengkerut dan mengembangnya arteriol afferent
dan arteriol efferent yang masuk dan meninggalkan glomerulus.Selama terjadi
filtrasi sel-sel darah dan molekul protein tidak dapat disaring, sedangkan
molekul-molekul yang berukuran lebih kecil seperti: garam, asam amino, dan gula
dapat disaring sehingga menjadi bagian dari filtrat glomerulus atau urin primer
(Anonim 2011).
Reabsorpsi terjadi urin primer yang
berkumpul dalam kapsula Bowman di tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan
menghasilkan urin sekunder.Pada proses ini terjadi penyerapan kembali zat yang
berguna, oleh dinding tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi
tubulus.Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam
amino, dan ion-ion anorganik (Na+,K+, Ca++, Cl-, HCO3-, HPO4-3, SO4-3).Proses
ini terjadi karena transpor aktif. Hasil dari reabsorpsi urin primer adalah
urin sekunder yang mengandung sisa limbah nitrogen dan urea yang selanjutnya
masuk ke lengkung Henle menuju tubulus kontortus distal. Saat melewati lengkung
Henle asenden, garam (Na+)
dipompa keluar, sehingga kepekatan urin berkurang tetapi volume urin tetap
(Anonim 2011).Setelah melewati lengkung Henle asenden, urin sekunder akan masuk
ke tubulus distal. Di dalam tubulus distal urin sekunder mengalami augmentasi
yaitu proses penambahan zat - zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam
tubulus kontortus distal.Zat sisa yang dikeluarkan dari pembuluh darah kapiler
adalah ion hidrogen (H+),
ion kalium (K+), NH3dan kreatinin.
Pengeluaran (H+) ini
membantu menjaga pH yang tetap dalam darah.Selama melewati tubulus distal dan
tubulus kolektifus, urin kehilangan banyak air (H2O) sehingga konsentrasi urin semakin pekat.
Setelah itu urin memasuki pelvis renalis dan menuju ureter,
kemudian dialirkan ke vesica urinaria untuk ditampung sementara waktu
untuk selanjutnya dikeluarkan (Anonim 2011).
Komponen urin dalam keadaan normal
pada umumnya mengandung sekitar 95% air dan benda padat lainnya yang terlarut
dalam air tersebut. Benda-benda tersebut dapat dibedakan beradasarkan ukuran
atau elektrolitanya.Urin normal umumnya berwarna kekuning, terang, dan
transparan, memiliki berat jenis sebesar 1,010 – 1,025pH urin normal sedikit
asam (4,5 – 7,5) (Ronald2004).
Praktikum kali ini bertujuan untuk
mengenal berbagai macam pengujian terhadap urin dan hubungan dengan diagnosis
suatu penyakit atau kondisi fungsi tertentu, mengerti prinsip - prinsip
biokimia pada pengujian tersebut, dan terampil melakukan berbagai macam
pengujian tersebut.
METODE
PRAKTIKUM
Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilakukan
di Laboratorium GG KIM 4 Diploma Institut Pertanian Bogor. Waktu praktikum
yaitu hari Jumat,
Tanggal 02 Mei 2014 pukul 07.00 – 11.00 WIB.
Alat
dan Bahan
Alat-alat yang digunakan
dalam praktikum ini
adalah rak tabung reaksi, tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, termometer,
pipet tetes, corong kaca, kertas penyaring,pipetvolumetrix, bulb karet,
penangas air, gelas piala, pH indikatoruniversal, pikno meter, neracaanalitik, dan
pembakar bunsen.Bahan-bahan yang
digunakanpadapraktikuminiadalah urin, asam asetat 6%, pereaksi Bang, pereaksi
Benedict, kristal amonium sulfat, natrium nitroprusida 5%, amonia pekat,
pereaksi Diazo, urin beralkohol, dan Zn-asetat.
Prosedur
Percobaan
Uji
Koagulasi. Sampel urin di saring, kemudian tabung reaksi
dimasukan urin sebanyak 5 ml. Lalu dipanaskan hingga mendidih pada suhu 100 oC
selama 5 menit. Kekeruhan yang timbul dan warna putih dapat disebabkan oleh protein, bisa juga
disebabkan oleh fosfat. Setelah ditambahkan 1 sampai 3 tetes asam asetat 6%.
Bila cairan jernih kembali, kekeruhan disebabkan oleh fosfat, bila ditambahkan
asam asetat kekeruhan semakin nyata, kekeruhan disebabkan oleh protein.
Uji
Bang.
Urin sebanyak 5 ml dimasukan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 2 ml
pereaksi bang (larutan Bufer), dicampurkan baik - baik dan dipanaskan pada suhu 100 oC selama 5 menit.
Kemudian dibandingkan dengan uji Koagulasi.
Glukosuria
(Uji Benedict). Dalam tabung reaksi yang bersih
dimasukan 2,5 ml pereaksi Benedict dan ditambah 4 tetes urin yang sudah di
saring. Kemudian dipanaskan pada suhu 100 oC dalam waktu 5 menit,
setelah itu didinginkan dan diperhatikan perubahan warna larutan yang terjadi.
Adanya gula pereduksi dapat dilihat dengan timbulnya perubahan warna menjadi
hijau - kuning - merah bata.
Ketonuria
(Uji Rothera).Dalam tabung reaksi dimasukan 5 ml urin,
lalu ditambahkan kristal amonium sulfat
sampai jenuh, setelah itu ditambahkan 3 tetes larutan natrium
nitroprusida 5% dan 2 ml amonia pekat. Kemudian warna yang terbentuk
diperhatikan.
Urobilinogen dan Urobilin (Metode Schlessinger). Dalam
tabung reaksi dimasukan 5 ml urin dan ditambahkan 5 ml suspensi Zn-asetat jenuh
beralkohol,kemudiaan ditetesi sedikit amonia, di kocok, dan didiamkan sebentar.
Setelah itu di saring menggunakan kertas saring kering dan tampung filtratnya.
Lalu di amati ada atau tidaknya flouresensi pada filtrat, hal ini disebabkan
oleh adanya urobilin.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Urine bukan hanya sekedar produk limbah dari tubuh. Berbagai
tes kesehatan dilakukan dengan memanfaatkan urine.Urinalisis
adalah pengujian sampel urin yang dapat mengungkapkan banyak masalah sistem
kemih dan sistem tubuh lainnya. Sampel dapat diamati warna, kekeruhan, dan
konsentrasinya; tanda-tanda penggunaan narkoba, komposisi kimia, termasuk
kehadiran gula, protein, sel darah, atau kuman,memantau perkembangan penyakit seperti diabetes
melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status
kesehatan umum atau tanda-tanda lain dari penyakit. (Poedjiadi1994)
Tabel 1 Uji kualitatif urin
Parameter
|
HasilPengamatan
|
Gambar
|
||
Komang
|
Angga
|
Komang
|
Angga
|
|
Warna
|
Kuningjernih
|
Kuningjernih
|
-
|
-
|
Bau
|
Ammonia
|
Ammonia
|
-
|
-
|
Buih
|
Ada
|
Ada
|
-
|
-
|
Bjterkoreksi(g/ml)
|
0.99811
|
1.20980
|
-
|
-
|
Suhu (°C)
|
30
|
29
|
-
|
-
|
Kadar padatan (g/l)
|
28.6
|
254.8
|
-
|
-
|
pH
|
6
|
6
|
-
|
-
|
UjiKoagulasi
|
-
|
-
|
![]() |
![]() |
Uji Bang
|
-
|
-
|
![]() |
![]() |
Uji Benedict
|
+
|
-
|
![]() |
![]() |
UjiRothera
|
-
|
-
|
![]() |
![]() |
UjiUrobilinogendanurobilin
|
-
|
-
|
![]() |
![]() |
Keterangan:
Uji koagulasi : (+) keruh
(-)
bening
Uji Bang
: (+) keruh
(-)
bening
Uji Benedict :
(+) hijau / kuning / merah bata
(-)
biru
Uji Rothera :
(+) merah / ungu
(-)
tidak berubah warna
Uji Urobilinogen dan Urobilin : (+)
hijau
(-)
kuning
Perhitungan
pada urin Komang
·
BJ Urin = 

= 

= 0.99811g/mL
·
Kadar padatan = (2 angka
terakhir BJ)
2.6

= 11
2.6

= 28.6gram/1000mL
PerhitunganpadaurinAngga
·
BJ Urin = 

=

= 1.20980g/mL
·
Kadar
padatan = (2
angka terakhir BJ)
2.6

= 80
2.6

= 208.0gram/1000mL
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketidak normalan produksi
urin antara lain, hormone antdiuretik (ADH), jika hormon ADH banyak maka H2O
yang diserap akan semakin besar menyebabkan urin yang dikeluarkan sedikit, dan
sebaliknya jika hormone ADH sedikit maka air yang diserap akan semakin kecil,
menyebabkan urin yang dikelurkan menjadi lebih banyak. Jumlah air yang di
minum, jika kita meminum air yang banyak menyebabkan terjadinya penurunan
konsentrasi protein dan meningkatkan konsentrasi air maka akan terjadi
penurunan tekanan koloid protein menyebabkan air yang di serap sedikit, dengan
demikian akan menyebabkan urin yang dikeluarkan menjadi lebih banyak. Emosi,
ketika gugup konsentrasi urin meningkat maka urin yang dikelurkan menjadi lebih
banyak. Suhu, jika suhu meningkat maka volume urin akan sedikit dikarenakan
tubulus abdominal berkontraksi sehingga penyaringan glomerulus semakin besar
maka urin yang dikeluarkan smakin meningkat. Konsentrasi hormone insulin, jika
konsentrasi hormone insulin menurun maka kadar gula dalam darah akan meningkat
dan menyebabkan volume urin semakin banyak.
Prinsip Uji Proteinuria, setiap hari
sedikit protein (0,03-1,00 mg/kg bb per hari) akan terdapat di dalam urin
normal. Sebagian protein tersebut berasal dari albumin yang disaring di dalam
gomerulus tetapi tidak diserap di tubula, sedangkan sisanya adalah glikoprotein
dari lapisan sel saluran urogenitalia.
Prinsip Uji Ketonuria dengan strip
reagen (Ketostix atau strip reagen multitest) lebih sensitif terhadap
asam asetoasetat daripada aseton. Berdasarkan reaksi antara asam asetoasetat
dengan senyawa nitroprusida. Warna yang dihasilkan adalah coklat muda bila
tidak terjadi reaksi, dan warna ungu untuk hasil yang positif.
Prinsip Uji Glukosuria, secara kimiawi suatu larutan basa
CuSO4 yang panas akan mengoksidasi semua gula preduksi dan membentuk endapan
Cu2O warna merah bata hingga kuning.
Prinsip Uji Urobilinogen, di usus besar bilirubin ester akan dereduksi oleh bakteri
usus men jadi urobilinogen, pigmen tak berwarna; sebagian akan di serap balik
melalui vena porta ke hati, urobilinogen yang tidak terserap balik ke hati akan
teroksidasi sebagian menjadi urobilin dan pigmen berwarna kecoklatan untuk
dikeluarkan bersama tinja. Ada sebagian kecil ( 1% atau sekitar 0,143-1,857
mg/kg bb per hari) urobilinogen akan dikeluarkan melalui ginjal bersama urin.
Hasil dari sempel urin yang di dapat pada uji benedict, urin
komang yang di uji menghasilkan hasil (+) sedikit warna hijau kebiruan,
menunjukan adanya gula pereduksi. Adapun hasil uji yang lain urin komang dan
angga dinyatakan normal.Berat jenis normal 1,003 – 1,030 (ada yang
menyatakan berat jenis normal 1,001 – 1,035). Berdasarkan data yang didapat dan
berdasarkan teori tersebut di atas dapat disimpulkan sementara bahwa berat
jenis subjek (komang: 0.99811g/mL, angga: 1.20980g/mL) adalah normal karena mendekati rentangan
angka normal.Beberapa
gangguan penyakit yang terjadi karena adanya kerusakan pada ginjal antara lain
Nefritus (penderita bengkak karena infeksi oleh bakteri streptococcus).
Diabetes mellitus (kencing manis) karena hormone insulin menurun dan urin
mengandung glukosa. Diabetes insipidus (karena kekurangan hormone ADH, sering
buang air kencing). Batu ginjal (karena adanya endapan kalsium dan asam urat
pada peluis ginjal). Anuria (kegagalan ginjal) disebabkan karena adanya
kerusakan pada glomerulus sehingga filtrasi gagal dan urin tidak terbentuk.
Oligouria (urin yang dihasilkan sedikit atau tidak sama sekali karena adanya
kerusakan gijal secara total).
SIMPULAN
Untuk mengetahui keseimbangan
air dalam tubuh, konsentrasi garam dalam darah, keseimbangan asam basa darah,
ekskresi bahan buangan, dan kelebihan garam (fungsi ginjal), dapat dilakukan dengan cara
urinanalisis menggunakanreagent strip. Hasil pemerikasaan disimpulkan
bahwa pada sampel urin komang pada uji benedict menghasilkan (+) yang
menandakan adanya gula pereduksi, pada uji – uji (protein, eritrosit, leukosit,
nitrit, keton, urobilinogen, bilirubin, bobot jenis, dan pH) urin komang dan
angga menghasilkan hasil (-) normal.Unsur – unsur normal dalam urine misalnya
adalah
urea yang lebih dari 25 – 30 gram
dalam urine, amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urine segar, kreatinin dan keratin, normalnya 20 –
26 mg/kg pada laki – laki, pada perempuan
14 – 22 mg/kg. Asam
urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purine dalam tubuh ,
asam amino, hanya sedikit dalam
urine ,klorida, terutama diekskresikan
sebagai natrium klorida, sulfur berasal dari protein yang mengandung sulfur dari
makanan, fosfat di urine adalah gabungan dari
natrium dan kalium fosfat, oksalat dalam urine rendah, mineral, natrium, kalsium,
kalium dan magnesium ada sedikit dalam urine dan vitamin, hormone, dan enzim
ditemukan dalam urine dengan jumlah kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Tuntunan Praktikum Kimia Klinik.
Makassar [ID]: Universitas Muslim Indonesia.
Pearce, E.C. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Jakarta[ID]: PT Gramedia Pustaka Utama.
Poedjiadi A,
Supriyanti FT. 1994. Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta [ID]: UI press.
Ronald A.Sacher, Richard A. MC
Pherson 2004. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Hal 19, 592-593
Soewolo. 2003. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang[ID]: FMIPA UM
No comments:
Post a Comment