Friday, 16 May 2014

urinalisasi

PENDAHULUAN
Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urine, yang merupakan sisa hasil metabolisme tubuh dalam bentuk cairan. Ginjal terletak pada dinding bagian luar rongga perut, yang merupakan rongga terbesar dalam tubuh manusia, tepatnya disebelah kanan dan kiri tulang belakang. Bentuk ginjal seperti biji kacang dengan panjang 6 sampai 7,5 cm dengan ketebalan 1,5 – 2,5 cm. Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, mengatur keseimbangan asam basa darah serta mengatur ekskresi bahan buangan, dan kelebihan garam. Apabila ginjal gagal dalam menjalankan fungsinya ini, maka akan terjadi gangguan pada keseimbangan air dan metabolisme dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan zat-zat berbahaya dalam darah (Pearce 1995).
Sebelum menjadi urin ada tiga tahap pembentukan urine, yaitu: filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh.Proses filtrasi ini terjadi di glomerulus dan kapsula Bowman yang menghasilkan filtrat gromerulus atau urin primer. Darah masuk ke glomerulus melalui arteriol afferent dan terjadi filtrasi sehingga menghasilkan urin primer, kemudian urin primer akan memasuki kapsula Bowman. Proses filtrasi terjadi akibat mengkerut dan mengembangnya arteriol afferent dan arteriol efferent yang masuk dan meninggalkan glomerulus.Selama terjadi filtrasi sel-sel darah dan molekul protein tidak dapat disaring, sedangkan molekul-molekul yang berukuran lebih kecil seperti: garam, asam amino, dan gula dapat disaring sehingga menjadi bagian dari filtrat glomerulus atau urin primer (Anonim 2011).
Reabsorpsi terjadi urin primer yang berkumpul dalam kapsula Bowman di tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan menghasilkan urin sekunder.Pada proses ini terjadi penyerapan kembali zat yang berguna, oleh dinding tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus.Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam amino, dan ion-ion anorganik (Na+,K+Ca++Cl-HCO3-HPO4-3SO4-3).Proses ini terjadi karena transpor aktif. Hasil dari reabsorpsi urin primer adalah urin sekunder yang mengandung sisa limbah nitrogen dan urea yang selanjutnya masuk ke lengkung Henle menuju tubulus kontortus distal. Saat melewati lengkung Henle asenden, garam (Na+) dipompa keluar, sehingga kepekatan urin berkurang tetapi volume urin tetap (Anonim 2011).Setelah melewati lengkung Henle asenden, urin sekunder akan masuk ke tubulus distal. Di dalam tubulus distal urin sekunder mengalami augmentasi yaitu proses penambahan zat - zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal.Zat sisa yang dikeluarkan dari pembuluh darah kapiler adalah ion hidrogen (H+), ion kalium (K+), NH3dan kreatinin. Pengeluaran (H+) ini membantu menjaga pH yang tetap dalam darah.Selama melewati tubulus distal dan tubulus kolektifus, urin kehilangan banyak air (H2O) sehingga konsentrasi urin semakin pekat. Setelah itu urin memasuki pelvis renalis dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke vesica urinaria untuk ditampung sementara waktu untuk selanjutnya dikeluarkan (Anonim 2011).
Komponen urin dalam keadaan normal pada umumnya mengandung sekitar 95% air dan benda padat lainnya yang terlarut dalam air tersebut. Benda-benda tersebut dapat dibedakan beradasarkan ukuran atau elektrolitanya.Urin normal umumnya berwarna kekuning, terang, dan transparan, memiliki berat jenis sebesar 1,010 – 1,025pH urin normal sedikit asam (4,5 – 7,5) (Ronald2004).
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengenal berbagai macam pengujian terhadap urin dan hubungan dengan diagnosis suatu penyakit atau kondisi fungsi tertentu, mengerti prinsip - prinsip biokimia pada pengujian tersebut, dan terampil melakukan berbagai macam pengujian tersebut.

METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium GG KIM 4 Diploma Institut Pertanian Bogor. Waktu praktikum yaitu hari Jumat, Tanggal 02 Mei 2014 pukul 07.00 – 11.00 WIB.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah rak tabung reaksi, tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, termometer, pipet tetes, corong kaca, kertas penyaring,pipetvolumetrix, bulb karet, penangas air, gelas piala, pH indikatoruniversal, pikno meter, neracaanalitik, dan pembakar bunsen.Bahan-bahan yang digunakanpadapraktikuminiadalah urin, asam asetat 6%, pereaksi Bang, pereaksi Benedict, kristal amonium sulfat, natrium nitroprusida 5%, amonia pekat, pereaksi Diazo, urin beralkohol, dan Zn-asetat.
Prosedur Percobaan
Uji Koagulasi. Sampel urin di saring, kemudian tabung reaksi dimasukan urin sebanyak 5 ml. Lalu dipanaskan hingga mendidih pada suhu 100 oC selama 5 menit. Kekeruhan yang timbul dan warna putih  dapat disebabkan oleh protein, bisa juga disebabkan oleh fosfat. Setelah ditambahkan 1 sampai 3 tetes asam asetat 6%. Bila cairan jernih kembali, kekeruhan disebabkan oleh fosfat, bila ditambahkan asam asetat kekeruhan semakin nyata, kekeruhan disebabkan oleh protein.
Uji Bang. Urin sebanyak 5 ml dimasukan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 2 ml pereaksi bang (larutan Bufer), dicampurkan baik - baik dan dipanaskan  pada suhu 100 oC selama 5 menit. Kemudian dibandingkan dengan uji Koagulasi.
Glukosuria (Uji Benedict). Dalam tabung reaksi yang bersih dimasukan 2,5 ml pereaksi Benedict dan ditambah 4 tetes urin yang sudah di saring. Kemudian dipanaskan pada suhu 100 oC dalam waktu 5 menit, setelah itu didinginkan dan diperhatikan perubahan warna larutan yang terjadi. Adanya gula pereduksi dapat dilihat dengan timbulnya perubahan warna menjadi hijau - kuning - merah bata.


Ketonuria (Uji Rothera).Dalam tabung reaksi dimasukan 5 ml urin, lalu ditambahkan kristal amonium sulfat  sampai jenuh, setelah itu ditambahkan 3 tetes larutan natrium nitroprusida 5% dan 2 ml amonia pekat. Kemudian warna yang terbentuk diperhatikan.
Urobilinogen dan Urobilin (Metode  Schlessinger). Dalam tabung reaksi dimasukan 5 ml urin dan ditambahkan 5 ml suspensi Zn-asetat jenuh beralkohol,kemudiaan ditetesi sedikit amonia, di kocok, dan didiamkan sebentar. Setelah itu di saring menggunakan kertas saring kering dan tampung filtratnya. Lalu di amati ada atau tidaknya flouresensi pada filtrat, hal ini disebabkan oleh adanya urobilin.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Urine bukan hanya sekedar produk limbah dari tubuh. Berbagai tes kesehatan dilakukan dengan memanfaatkan urine.Urinalisis adalah pengujian sampel urin yang dapat mengungkapkan banyak masalah sistem kemih dan sistem tubuh lainnya. Sampel dapat diamati warna, kekeruhan, dan konsentrasinya; tanda-tanda penggunaan narkoba, komposisi kimia, termasuk kehadiran gula, protein, sel darah, atau kuman,memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum atau tanda-tanda lain dari penyakit. (Poedjiadi1994)
Tabel 1  Uji kualitatif urin
Parameter
HasilPengamatan
Gambar
Komang
Angga
Komang
Angga
Warna
Kuningjernih
Kuningjernih
-
-
Bau
Ammonia
Ammonia
-
-
Buih
Ada
Ada
-
-
Bjterkoreksi(g/ml)
0.99811
1.20980
-
-
Suhu (°C)
30
29
-
-
Kadar padatan (g/l)
28.6
254.8
-
-
pH
6
6
-
-
UjiKoagulasi
-
-
Uji Bang
-
-
Uji Benedict
+
-
UjiRothera
-
-
UjiUrobilinogendanurobilin
-
-
Keterangan: Uji koagulasi                             : (+) keruh
                                                                        (-) bening
                     Uji Bang                                   : (+) keruh
                                                                        (-) bening
                     Uji Benedict                             : (+) hijau / kuning / merah bata
                                                                        (-) biru
                     Uji Rothera                              : (+) merah / ungu
                                                                        (-) tidak berubah warna
                     Uji Urobilinogen dan Urobilin : (+) hijau
                                                                        (-) kuning

Perhitungan pada urin Komang
·               BJ Urin  =
=
= 0.99811g/mL

·                Kadar padatan   = (2 angka terakhir BJ)  2.6
= 11  2.6
= 28.6gram/1000mL

PerhitunganpadaurinAngga
·               BJ Urin              =
=
= 1.20980g/mL

·                Kadar padatan   = (2 angka terakhir BJ)  2.6
= 80  2.6
= 208.0gram/1000mL

Faktor – faktor yang mempengaruhi ketidak normalan produksi urin antara lain, hormone antdiuretik (ADH), jika hormon ADH banyak maka H2O yang diserap akan semakin besar menyebabkan urin yang dikeluarkan sedikit, dan sebaliknya jika hormone ADH sedikit maka air yang diserap akan semakin kecil, menyebabkan urin yang dikelurkan menjadi lebih banyak. Jumlah air yang di minum, jika kita meminum air yang banyak menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi protein dan meningkatkan konsentrasi air maka akan terjadi penurunan tekanan koloid protein menyebabkan air yang di serap sedikit, dengan demikian akan menyebabkan urin yang dikeluarkan menjadi lebih banyak. Emosi, ketika gugup konsentrasi urin meningkat maka urin yang dikelurkan menjadi lebih banyak. Suhu, jika suhu meningkat maka volume urin akan sedikit dikarenakan tubulus abdominal berkontraksi sehingga penyaringan glomerulus semakin besar maka urin yang dikeluarkan smakin meningkat. Konsentrasi hormone insulin, jika konsentrasi hormone insulin menurun maka kadar gula dalam darah akan meningkat dan menyebabkan volume urin semakin banyak.
Prinsip Uji Proteinuria, setiap hari sedikit protein (0,03-1,00 mg/kg bb per hari) akan terdapat di dalam urin normal. Sebagian protein tersebut berasal dari albumin yang disaring di dalam gomerulus tetapi tidak diserap di tubula, sedangkan sisanya adalah glikoprotein dari lapisan sel saluran urogenitalia.
Prinsip Uji Ketonuria dengan strip reagen (Ketostix atau strip reagen multitest) lebih sensitif terhadap asam asetoasetat daripada aseton. Berdasarkan reaksi antara asam asetoasetat dengan senyawa nitroprusida. Warna yang dihasilkan adalah coklat muda bila tidak terjadi reaksi, dan warna ungu untuk hasil yang positif.
Prinsip Uji Glukosuria, secara kimiawi suatu larutan basa CuSO4 yang panas akan mengoksidasi semua gula preduksi dan membentuk endapan Cu2O warna merah bata hingga kuning.
Prinsip Uji Urobilinogen, di usus besar  bilirubin ester akan dereduksi oleh bakteri usus men jadi urobilinogen, pigmen tak berwarna; sebagian akan di serap balik melalui vena porta ke hati, urobilinogen yang tidak terserap balik ke hati akan teroksidasi sebagian menjadi urobilin dan pigmen berwarna kecoklatan untuk dikeluarkan bersama tinja. Ada sebagian kecil ( 1% atau sekitar 0,143-1,857 mg/kg bb per hari) urobilinogen akan dikeluarkan melalui ginjal bersama urin.
Hasil dari sempel urin yang di dapat pada uji benedict, urin komang yang di uji menghasilkan hasil (+) sedikit warna hijau kebiruan, menunjukan adanya gula pereduksi. Adapun hasil uji yang lain urin komang dan angga dinyatakan normal.Berat jenis normal 1,003 – 1,030 (ada yang menyatakan berat jenis normal 1,001 – 1,035). Berdasarkan data yang didapat dan berdasarkan teori tersebut di atas dapat disimpulkan sementara bahwa berat jenis subjek (komang: 0.99811g/mL, angga: 1.20980g/mL) adalah normal karena mendekati rentangan angka normal.Beberapa gangguan penyakit yang terjadi karena adanya kerusakan pada ginjal antara lain Nefritus (penderita bengkak karena infeksi oleh bakteri streptococcus). Diabetes mellitus (kencing manis) karena hormone insulin menurun dan urin mengandung glukosa. Diabetes insipidus (karena kekurangan hormone ADH, sering buang air kencing). Batu ginjal (karena adanya endapan kalsium dan asam urat pada peluis ginjal). Anuria (kegagalan ginjal) disebabkan karena adanya kerusakan pada glomerulus sehingga filtrasi gagal dan urin tidak terbentuk. Oligouria (urin yang dihasilkan sedikit atau tidak sama sekali karena adanya kerusakan gijal secara total).

SIMPULAN
        Untuk mengetahui keseimbangan air dalam tubuh, konsentrasi garam dalam darah, keseimbangan asam basa darah, ekskresi bahan buangan, dan kelebihan garam (fungsi ginjal), dapat dilakukan dengan cara urinanalisis menggunakanreagent strip.  Hasil pemerikasaan disimpulkan bahwa pada sampel urin komang pada uji benedict menghasilkan (+) yang menandakan adanya gula pereduksi, pada uji – uji (protein, eritrosit, leukosit, nitrit, keton, urobilinogen, bilirubin, bobot jenis, dan pH) urin komang dan angga menghasilkan hasil (-) normal.Unsur – unsur normal dalam urine misalnya adalah  urea yang lebih dari 25 – 30 gram dalam urine, amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urine segar, kreatinin dan keratin, normalnya 20 – 26 mg/kg pada laki – laki,  pada perempuan 14 – 22 mg/kg.   Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purine dalam tubuh , asam amino, hanya sedikit dalam urine ,klorida, terutama diekskresikan sebagai natrium klorida, sulfur berasal dari protein yang mengandung sulfur dari makanan, fosfat di urine adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat,   oksalat dalam urine rendah, mineral, natrium, kalsium, kalium dan magnesium ada sedikit dalam urine dan vitamin, hormone, dan enzim ditemukan dalam urine dengan jumlah kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Tuntunan Praktikum Kimia Klinik. Makassar [ID]: Universitas Muslim Indonesia.
Pearce, E.C. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta[ID]: PT Gramedia Pustaka Utama.
Poedjiadi A, Supriyanti FT. 1994. Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta [ID]: UI press.
Ronald A.Sacher, Richard A. MC Pherson 2004. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Hal 19, 592-593
Soewolo. 2003. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang[ID]: FMIPA UM

No comments:

Post a Comment